|
Foto : Wikipedia |
Kanker kolon dan rektum atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah penderita Kanker kolon dan rektum menurun pada kelompok usia dewasa. Namun para peneliti telah menemukan tren yang mengkhawatirkan. Diagnosis pada generasi Millenial dan Generasi X sebenarnya meningkat.
Menurut sebuah penelitian tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute. Para peneliti dari American Cancer Society menganalisis data dari lebih dari 490.000 kasus kanker kolorektal pada orang yang berusia 20 Tahun atau lebih yang lahir dari 1974 hingga 2013 ditemukan fakta bahwa dibandingkan dengan orang yang lahir pada 1950, orang yang lahir pada 1990 memiliki dua kali lipat risiko kanker kolon dan empat kali lipat risiko kanker rektum.
seorang ahli onkologi gastrointestinal di Memorial Sloan Kettering Cancer Center Andrea Cercek, mengatakan "Sangat jarang insiden penyakit meningkat sebanyak ini,"
Para peneliti belum yakin apa yang menyebabkan kenaikan ini, tetapi mereka memiliki beberapa teori. pertama, faktor gaya hidup yang sama berkontribusi pada wabah, obesitas yang meningkat juga terkait dengan kanker kolorektal .
Pemimpin ahli epidemiologi pada penelitian ini, Rebecca Siegel, MPH mengatakan "Kemungkinan beberapa perilaku yang berkontribusi terhadap obesitas, seperti gaya hidup yang menetap dan pola makan yang buruk, seperti konsumsi daging merah dan olahan yang tinggi dan konsumsi produk susu yang rendah, menyebabkan kanker kolorektal. Beberapa peneliti juga mengeksplorasi hubungan antara perubahan mikrobioma usus dan kanker, tetapi belum menentukan hubungan langsung apa pun, kata Dr. Cercek.
Beberapa gejala yang timbul pada penderita kanker kolorektal adalah :
- Perubahan aktivitas sistem pencernaan yang disertai dengan diare, sembelit, atau jumlah feses yang dikeluarkan terlalu sedikit dan berlangsung beberapa hari.
- Perut terasa masih sakit setelah buang air besar.
- Keluar darah dari anus, tinja berwarna gelap, atau ditemukannya darah pada tinja.
- Sering mengalami nyeri ataupun kram perut.
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
- Mengalami anemia karena penurunan jumlah sel darah.
Beberapa penyebab terjadinya kanker kolorektal yang dipengaruhi oleh gaya hidup, di antaranya:
- Kelebihan berat badan – kegemukan dapat meningkatkan risiko pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan risiko kematian karena kanker. Risiko terkena kanker karena kegemukan lebih besar ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan.
- Kurang aktivitas fisik – orang yang kurang aktivitas fisik akan lebih mudah terkena penyakit kanker, termasuk kanker kolorektal.
- Pola makan – diketahui pola konsumsi tinggi daging merah dan daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Selain itu, memasak daging dengan temperatur tinggi menyebabkan peningkatan suatu senyawa kimia yang memicu terjadinya kanker di usus. Sedangkan pola makan sehat dengan mengonsumsi sayur, buah, dan gandum utuh diketahui mengurangi risiko penyakit kanker.
- Merokok – perilaku merokok sudah dikenal sebagai faktor risiko berbagai kanker termasuk kanker kolorektal. Semakin lama merokok maka semakin besar risiko terkena kanker kolorektal.
- Minuman beralkohol – konsumsi segala jenis minuman beralkohol terlalu banyak akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal. Pembatasan hingga pengurangan konsumsi minuman alkohol akan menurunkan risiko kanker kolorektal.
Referensi :