Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani menilai pengerahan ribuan prajurit TNI-Polri untuk memburu pimpinan Muhajidin Indonesia Timur, Abu Wardah alias Santoso di Poso, Sulawesi Tengah merupakan hal yang berlebihan.
"Kira-kira mereka (Santoso cs) 30 orang, tapi dikerahkan ribuan pasukan. Dari sisi jumlah terlalu besar," kata Muzani, Senin (28/3).
Menurutnya, penanganan terhadap Santoso agak terlambat karena pembiaran yang berkepanjangan.
"Ini sebagai akibat penanganan yang sejak dulu agak diabaikan," ujarnya.
Menurut dia, pembiaran itu membuat kelompok tersebut memiliki waktu untuk konsolidasi lebih lama. Akibatnya, saat ini pemerintah pun kerepotan menangani kelompok Santoso.
"Ini menjadi pengalaman kita bahwa semua kekuatan bersenjata sekecil apapun harus dianggap serius, menyangkut terorisme maupun separatisme di Indonesia," ujarnya.
TNI-Polri hingga kini masih terus memburu kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah dengan melakukan operasi Tinombala. Operasi tersebut melanjutkan Operasi Camar Maleo IV yang belum membuahkan hasil menumpas gembong teroris di Indonesia timur tersebut.
Sumber : antara