|
Foto : Tribunnews.com |
Miris, ditengah melimpahnya dana otonomi khusus (OTSUS) yang diterima provinsi Aceh ternyata belum optimal untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Aceh. Untuk diketahui pada tahun ini saja sebagaimana dilansir dari ajnn.net (4/4/2019) pemerintah Aceh mendapat alokasi Otsus Rp. Rp 8,357 triliun.
Terkait langsung atau tidak, baru-baru ini Ombudsman Aceh menemukan sejumlah SMA/SMK di Aceh yang tak memiliki komputer. Siswa-siswi tersebut pun melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menumpang di sekolah lain.
"Kami menemukan adanya sekolah yang belum ada koneksi jaringan internet untuk pelaksanaan ujian nasional, bahkan ada sekolah yang belum ada komputernya. Sekolah-sekolah tersebut terletak agak sedikit di pedalaman. Sehingga para siswa-siswi peserta ujian harus numpang UNBK ke sekolah lain," kata Kepala Ombudsman Aceh Dr Taqwaddin dalam keterangannya, Sebaimana dilansir dari detik.com Kamis (4/4/2019).
Ombudsman melakukan pengawasan eksternal UNBK di salah satu sekolah di Aceh Jaya pada Senin (1/4) lalu. Kepala Ombudsman Perwakilan Aceh, Taqwaddin mengaku hal serupa juga terjadi di beberapa sekolah lain yang terletak di daerah pedalaman Aceh.
Selain fasilitas sekolah yang tidak memadai, Ombudsman Aceh juga menemukan beberapa pejabat yang dinilai melanggar aturan karena masuk ke ruang ujian. Padahal di luar ruang ujian sudah ditempel larangan masuk ke ruangan saat siswa sedang mengikuti ujian.
"Kami yakin masih banyak sekolah yang seperti itu, bukan di Aceh Jaya saja, sehingga kesannya kebijakan ini seperti dipaksakan," lanjut Taqwaddin.
"Larangan itu dibuat karena dikhawatirkan mengganggu konsentrasi peserta ujian" ungkap Taqwaddin.
"Untuk kesuksesan Kebijakan UNBK secara nasional kami menyarankan agar pemerintah atau pihak Yayasan Sekolah Swasta menyediakan komputer dan fasilitas internet yang memadai guna melancarkan UNBK di tahun-tahun mendatang," jelasnya.
Selain itu, pihak Ombudsman juga melakukan pengawasan ke sekolah berkebutuhan khusus. Salah satunya ke Sekolah Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Aceh.
Di sekolah ini UN masih dilaksanakan secara manual yaitu pengisian jawaban dengan menggunakan pensil 2B. Hal ini karena menyesuaikan dengan keadaan para peserta ujian.
"Iya, untuk sekolah SLB peserta ujiannya menyesuaikan. Ini sudah sesuai dengan prosedur," beber Taqwaddin, sebagaimana diberitakan detik.com.