Aki atau dikenal juga dengan baterai pada sepeda motor harus rutin dirawat. Walaupun posisinya tersembunyi di bawah jok dan di dekat mesin, namun perannya tidak bisa diabaikan. Tanpa aki, sepeda motor tidak bisa di-starter elektrik atau komponen kelistrikan lainnya tidak akan bekerja maksimal.
Aki harus dirawat secara berkala agar dayanya tidak menurun, apalagi aki basah. Marsudi, dalam bukunya 'Teknisi Otodidak Sepeda Motor' mengungkap cara memeriksa dan merawat aki motor. Berikut ulasannya:
1. Periksa tinggi elektrolit. Elektrolit harus berada pada ketinggian yang tepat, yaitu 10-15 milimeter atau antara upper dan lower. Apabila tingginya kurang dari tanda itu, tambahkan air aki secukupnya. Jangan menggunakan accu zuur atau air biasa (air hujan, air ledeng, dan air sumur).
2. Periksa tegangan aki dengan volt meter atau cell tester dan periksa berat jenis elektrolit aki dengan hydrometer. Pada aki yang terisi penuh, perbedaan tegangan antara kutub-kutub setiap sel adalah 2,2 volt, berat jenis elektrolit 1,26-1,28 pada suhu 20 derajat Cecius.
3. Apabila aki digunakan terus-menerus dan banyak mengeluarkan arus listrik maka perbedaan tegangan antara kutub-kutub tiap sel akan semakin berkurang. Berat jenis larutan elektrolit juga berkurang. Bila tegangan antara kutub-kutub aki setiap sel turun sampai 1,75 volt maka berat jenis elektrolit akan turun sampai 1,12. Kondisi aki tersebut disebut kosong sehingga harus distrum dengan baterai charger.
Marsudi mencontohkan sepeda motor menggunakan aki 12 volt 0,25 AH maka harus distrum selama 10 jam hingga berat jenis elektrolitnya menjadi 1,26-1,28 pada suhu 20 derajat Celcius. Bila selnya rusak maka aki tidak dapat menyimpan arus listrik. Meski di-charger lama, tegangan aki akan tetap rendah. Bila demikian aki tersebut harus diganti dengan yang baru.
(ton)